Usai nya Ramadhan berganti dengan Syawal. Ibadah puasa ramadhan telah selesai begitu juga dengan shalat Tarawih. Saat nya merayakan kemenangan, dengan saling bermaafan dan silaturahim dengan sanak keluarga. Ada rasa lega yang tak terucap setelah berhasil melewati ‘pesantren’ istilah yang ku sebut, dalam waktu sebulan ini. Meski ada juga rasa sedih karena berpisah dengan bulan penuh berkah dan berharap kelak akan bertemu lagi. Amiin. Setelah Ramadhan selesai, ada beberapa ibadah yang memang tidak dikerjakan lagi. Namun di bulan Syawal ternyata punya anjuran ibadah khusus. Hukumnya sunnah muakkad, yaitu puasa Syawal. Dan juga dianjurkan tetap melanjutkan ibadah rutin yg sudah kita latih selama Ramadhan, seperti tilawah, qiyamul lail, shalat Dhuha, dll. Singkatnya, sebelas bulan yang kita lalui sebelum bertemu Ramadhan lagi adalah menuai apa yang kita latih selama Ramdadhan. Ya, tidak ada kata istirahat...
Gak terasa ya, sudah menuju akhir Ramadhan. Kita berlomba mencari Lailatul Qadr, malam seribu bulan. Bercerita tentang Lailatul Qadr, sudah termaktub jelas di surah Al-Qadr. Al-Qadr adalah surah Makiyyah. Penamaan Al-Qadr karena ada pengulangan kata lailatul qadr sebanyak tiga kali di dalam lima surah. Surah ini bercerita tentang turunnya Al-Quran dari al-lauh al-mahfuzh ke langit dunia pada suatu malam yang dimuliakan. Yang kita kenal peristiwa tersebut sebagai Nuzulul Quran. Itu bertepatan pada bulan Ramadhan. Allah memerintahkan malaikat terbaiknya yaitu Jibril untuk menemui Rasulullah, menyampaikan ayat pertamanya Al-Alaq. Selama 23 tahun Al-Quran di turunkan secara berangsur-angsur. 13 tahun di Mekkah, 10 tahun di Madinah. Setiap tahun, Allah memberikan malam berkah tersebut dalam satu malam di bulan Ramadhan. Banyak hadist yang mengutarakan malam itu terletak pada 10 malam terakhi...