Anak tentu menjadi harapan
setiap orang tua terutama ibu. Melihat mereka sehat, aktif bergerak, bisa
berbicara sudah pasti menjadi penyemangat sekaligus pelipur hati dikala letih.
Lalu apa yang terjadi saat harapan itu tidak berlangsung seperti yang
diinginkan? Tentu semua orang tua akan melakukan apa pun agar anaknya bisa
tumbuh berkembang dengan baik.
Bicara soal tumbang, atau tumbuh
kembang, setiap anak memiliki tahapan tumbuh kembang dengan rentang waktu yang
jelas. Misal, mulai berjalan dari umur 9 – 18
bulan. Lalu apa yang terjadi jika lebih dari 18 bulan anak tersebut
belum berjalan juga? Inilah yang disebut delayed development (terlambat
perkembangan). Maka sudah sewajarnya setiap orang tua memahami tahapan tumbuh
kembang anak, kapan ia mulai belajar merangkak, duduk, berdiri dan lainnya. Karena
yang terjadi kini, banyak ibu yang masih minim pengetahuan soal tumbuh kembang
anak. Ini peringatan juga bagi saya yang lost controll soal tumbang.
Well, biar lebih jelas, kita bahas
soal masa tumbuh kembang anak ya.
1. Bulan ke 2 dan ke 3 biasa bayi sudah mulai
mengangkat kepala
2. Bulan ke 4
dan ke 5, bayi sudah mulai tengkurap dan meraih benda yang ada di sekelilingnya
3. Bulan ke 6
hingga ke 8, bayi sudah mulai belajar duduk.
4. Bulan ke 8
hingga 12 bayi sudah mulai belajar berdiri berpegangan, memukul, bertepuk
tangan, menunjuk benda hingga berdiri dengan tangan berpegangan. Nah, untuk
berjalan sendiri batas paling lama 18 bulan.
fase anak mulai dari merangkak-berdiri- berjalan |
Itulah penjabaran tumbuh kembang dari hal motorik. Mengenai
perkembangan bicara anak, biasa anak mulai berbicara jelas mengatakan
mama-papa, di umur 10-11 bulan. Di umur 1 tahun anak sudah mulai bisa menunjuk
sesuatu yang diinginkan. Pada tahun ke 2 biasa anak sudah mulai lancar
berbicara.
Sedikit catatan kecil, setiap
anak memiliki fase tumbuh kembang yang berbeda, mungkin ada yang memiliki
keterlambatan beberapa bulan. Tetapi jika keterlambatannya sudah jauh
terlambat, maka ada baiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter spesialis
anak. Untuk bisa mencari solusi
bagaimana mengatasi keterlambatan anak.
Lalu bagaimana jika ada yang
tertinggal jauh dari tumbuh kembang umumnya? Maka bisa jadi anak tersebut
mengalami terlambat perkembangan (delayed development). Delayed
development sendiri mencakup 3 hal secara garis besar, ada yang menyangkut
motorik saja, motorik dan kemampuan bicara (global delayed development),
ada juga kemampuan bicara saja (delayed speech). Jadi memang sebagai
orang tua kita harus memahami terlebih dahulu masuk kategori yang mana.
Global developmental
delay
Global
developmental delay (GDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan
ketidakmampuan intelektual yang biasanya ditandai dengan rendahnya fungsi
intelektual bersamaan dengan keterbatasan yang signifikan. GDD disebabkan oleh beberapa hal, antara lain
kromosom dan genetik, kelainan bawaan lahir, kelainan pada struktur bagian
otak, prematuritas/ prematur, infeksi kongentinetal, dan berbagai kondisi lain
yang mengakibatkan terganggunya perkembangan dari otak dan tulang belakang.
Ada beberapa pemeriksaan yang
bisa dilakukan untuk mengetahui penyebab GDD. Pemeriksaan tersebut akan
disesuaikan dengan kondisi anak dan dilakukan evaluasi bertahan oleh dokter
yang menangani. Beberapa diantaranya dapat dicegah ataupun diringankan
kondisinya dengan intervensi dini.
Beberapa tanda anak yang
mengalamani GDD antara lain:
1. Anak belum
mampu membalikkan badan sendiri (tengkurap) tanpa bantuan pada umur 6 bulan
2. Anak belum
mampu duduk dengan bantuan pada bidang datar di umur 8 bulan
3. Anak belum mampu merangkak sendiri di usia 1
tahun
4. Anak
mengalami kesulitan berbicara. Contohnya, anak belum dapat mengucapkan “mama”
pada usia 1 tahun dan belum bisa mengucapkan 2 kata yang berhubungan pada usia
2 tahun.
5. Kelainan
tingkah laku, seperti tingkah laku yang agresif atau tingkah laku yang bersifat
autistik.
6. Anak
mengalami hambatan pada sisi kognitif dan sosial.
Fisioterapi pada bayi |
Dalam beberapa kasus, GDD dapat
didiagnosa setelah kelahiran atau pada tahun pertama kehidupan. Ini mirip
kasusnya seperti anak saya Iqbal. Kami baru ngeh kalau dia GDD di umur hampir setahun. Namun
tidak jarang juga, GDD baru terdiagnosa ketika anak berada pada usia sekolah.
Hal pertama yang harus dilakukan
adalah mengetahui apa penyebab terjadinya GDD, agar bisa dinilai apakah perlu
dilakukan suatu intervensi tertentu untuk menyelamatkan kondisi anak. Sebagian
besar anak GDD tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan, melainkan dilakukan
intervensi seperti fisioterapi, terapi okupasi (terapi pada motorik kasar dan halus pada tangan serta
organ tubuh atas) dan terapi wicara (bicara).
Terapi Bicara |
Keterlambatan mengetahui bahwa
anak mengalami GDD juga akan mengakibatkan keterlambatan dalam mengejar
ketertinggalan perkembangan anak. Ini sering terjadi, karena orang tua sendiri
kurang informasi mengenasi fase tumbuh kembang anak dan GDD sendiri. Sebagian
juga ada yang merasa bahwa keterlambatan hanyalah hal yang biasa, menganggap
bahwa anak nantinya akan mampu berjalan juga.
Intinya, perkaya informasi kita
tentang tumbuh kembang anak, bisa melalui googling dan lain lain. Setelah itu
pantau dan analisa, apakah tumbuh kembang anak kita sudah sesuai dengan fase
standardnya. Misalnya di umur berapa ia bisa duduk, berdiri, berjalan dan
berbicara. Jika ada keterlambatan, tidak ada salahnya kita konsultasikan ke
dokter spesialis anak. Agar jika memang anak kita mendapati gejala GDD maka
bisa ditangani secara dini. Sekedar informasi, untuk BPJS sendiri sekarang
masih memfasilitasi untuk anak yang ingin fisioterapi karena GDD. Secara, kalau
bunda terapi lewat jalur umum, biaya bisa sampai ratusan ribu per sekali fisioterapi.
Sedangkan fisioterapi sendiri bersifat continue (berkelanjutan) minimal seminggu
sekali lho bunda (tergantung anjuran dari diagnosa dokter). Ini agar dokter bisa
benar-benar menganalisa perkembangan si anak setiap periode, contohnya sebulan
sekali, maka akan ada konsultasi dengan dokter fisioterapi.
Selain fisioterapi di rumah
sakit, anak juga harus kita fisioterapi sendiri di rumah. Ketika anak di
fisioterapi di rumah sakit, perhatikan bagaimana terapis (orang yang melakukan
fisioterapi) men-terapi anak kita. Tanya-tanya saja kalau ada yang kurang
paham. Karena sepanjang yang saya jalani, terapis-terapis ini pada ramah-ramah
dan terkadang mereka sendiri menyarankan berbagai cara latihan di rumah agar
menunjang kemajuan perkembangan si anak. Disinilah kita butuh yang namanya
ketelatenan. Ini masih pe-er besar bagi saya juga. Meluangkan waktu paling
tidak satu jam per hari khusus hanya untuk men-terapi anak. Membaguskan mood anak juga perlu sebelum fisioterapi,
agar tidak terlalu rewel. Karena terkadang dibeberapa gerakan terapi ada rasa
sakit yang dirasakan anak. Ya gimana pintarnya bunda menyiasati ini. Selain
mood anak, bagus kan mood bunda nya sendiri, hehe. Sabar, jangan terburu-buru
dan usahakan kita tetap happy. Menjaga kesehatan anak juga perlu, karena
kita tidak bisa memaksakan terapi ketika kondisi anak tidak fit, seperti demam,
diare, lemas, dll.
Last but not least,
“SEMANGAT” untuk para bunda yang juga memiliki anak ‘spesial’ sama seperti
Iqbal. Ikhlas dan tetap berusaha. Boleh pasang target, tapi jangan patah
semangat ketika target itu belum terpenuhi. Terus ikhtiar dan berdoa. Allah yang
Maha Pemberi dan Maha Kuasa atas segalanya kan. Tidak ada usaha yang sia-sia.
Bagi saya sekarang, hal yang terpenting adalah Iqbal tetap sehat sehingga fisioterapinya
bisa tetap jalan. Sedikit jenuh juga kalau harus dibawa kusuk tradisional.
Selain anak merasakan sakit yang lebih karena dikusuk, akan menimbulkan efek
trauma juga. Itu juga yang dialami Iqbal. Tetapi disisi lain, saya juga tidak
melarang kalau ingin usaha lain selain fisioterapi. Intinya kita tidak
mengabaikan kondisi anak hanya karena keinginan kita mengejar
ketertinggalannya. Karena setiap anak punya hak untuk menikmati masa
kanak-kanaknya. Meski dengan segala kondisi yang dimilikinya. Yang saya yakini
bunda, setiap anak pasti memiliki kelebihan dibalik kekurangan yang ia miliki.
Seperti Iqbal sekarang, alhamdulillah bicara sudah lancar di umur 3 tahun
lebih, motorik kasar tangan kirinya sangat cepat meski kanannya masih belum
begitu aktif, tapi kalau kita suruh sesuatu ia faham. Ia juga bisa menyambung
lagu yang bahkan baru lagu yang di dengarnya semalam, bisa mengucapkan lafaz
ta’awuz dan basmalah dengan bahasa anak-anaknya. Bisa juga menyambung surah
pendek seperti Al-fatihah, dan An-nas. Ala kita rajin dan biasa mengeksplor
dimana kelebihannya agar anak kita menjadi spesial seperti anak-anak lainnya. Jangan
lupa tersenyum dan bahagia ya Bunda.
Sumber: Inarare.org
gambar : google dan facebook
Gemesin kali ibal yah kak. Sekali" bawa yah kak biar jmpa 😊
BalasHapusKadang d bawa juga kok. Makanya ulfa rajin datang, hehe
BalasHapus