Menulis sebuah novel tetap menjadi impian yang tidak akan pernah aku kubur. Kedengaran impossible memang, mengingat passion menulisku saja lebih cenderung pada non fiksi, dan kesibukanku yang kadang cukup membuyarkan fokus, haha (gak alasan kali ya). Tapi jika tekad sudah tertancap, pantang untuk menyerah.
Kenapa berani bertekad menulis sebuah novel? Dulu sempat belajar secara langsung pada novelis Medan, jadi sudah tau step dari awal hingga akhir. Insya Allah masih ingat jika dipraktekkan. Pada umumnya, apapun yang kita tulis,masing-masing punya value tersendiri. Novel atau kumcer, how to atau motivasi, pasti punya nilai plusnya. Maka apa pun yang kita tulis, konsep betul dari awal, apa sisi baik yang akan didapatkan pembaca.
Tentang manfaat dari menulis sendiri, agaknya cukup banyak yang paham ya. Saya hanya ingin mengulas sedikit, beberapa manfaat menulis yaitu gambaran jati diri kita dalam kurun waktu tertentu dan sebagai peninggal jejak selama kita hidup. Satu lagi, sebagai terapi pengusir rasa sedih, trauma, frustasi atau luapan kebahagiaan. Masih ingat dengan alm. Eyang BJ Habibie yang menulis buku berjudul Ainun. Itu sebagai luapan ekspresi sedihnya saat akhirnya pujaan hati harus lebih dahulu pergi keharibaan sang pencipta. Setelah buku itu selesai, Eyang Habibie merasakan perasaan lega, dan senang juga karena kenangannya berdua dengan Ainun kekal abadi tidak hanya lewat foto atau video, tapi di sebuah kisah dalam buku yang ia tulis sendiri. Bahkan karya itu di filmkan dan cukup menarik perhatian banyak penonton.
Bagi saya sendiri, manfaat yang paling ingin saya ambil adalah, saya ingin meninggalkan jejak pada generasi saya, bahwa ibuku, Dewi dulu adalah seorang penulis. Maka dengan motivasi tersebut, apapun yang ingin saya tulis, adalah sesuatu yang nantinya bisa diambil hikmahnya oleh anak saya, meski itu hanya sebuah novel.
Maka pada hari ini, Rabu, 2 September 2020 saya berazam untuk melahirkan sebuah novel. Dan saya berniat, maksimal setahun kemudian, novel tersebut sudah ada atau paling tidak sedang proses cetak. Diterbitkan sendiri atau dengan penerbit mayor, itu tidak masalah. Satu novel untuk setahun kedepan, adalah janjiku.
Bismillah.. semoga tercapai. Nggak sabar nih buat baca novel nya nanti hehe..
BalasHapusdan akhirnya jadi juga ya, di mana ada niat disitu pasti ada jalan untuk menulis novel . . .
BalasHapusSemoga dilancarkan untuk proses penulisannya novelnya, mba.. semoga cepat terpajang di rak toko buku,aminn
BalasHapus❤️ setiap penulis punya motivasi sendiri untuk tetap menulis. Semangat mengabadikan diri dalsm tulisan, mbak ♥️
BalasHapussemangat terus, insyaAllah apa yang diinginkan bisa terwujud kedapannya, intinya jangan putus semangat 🤞
BalasHapusWah, keren resolusinya.... Semoga bisa terealisasi ya mbak... Semangat mbak, ditunggu karya nya... :)
BalasHapusSemangat nulisnya mba. Mulai cicil pelan-pelan aja. Bisa kok. Yok, bisa yok!
BalasHapusAda banyak orang yang pengen bisa menulis novel ya. Saya pun punya impiian yang sama sih tapi saat ini masih sering ikutan kelas menulisnya dulu agar makin terlatih menghasilkan karya yang lebih baik.
BalasHapusSaya punya impian untuk bisa terus menulis, menulis membuat saya merasa sedikit berguna dari pada tidak menulis sama sekali...
BalasHapusMasyaAllaah, semangat mba. Semoga bisa saling memotivasi. salam kenal hehe ;)
BalasHapus