Langsung ke konten utama

SKEM, Bentuk Keseriusan Pemerintah Terhadap Efisiensi Energi

Tentu kita semua merasakan cuaca panas yang begitu ekstrim akhir-akhir ini. Selain karena dinamika atmosfir yang tidak biasa, gerakan semu matahari, pemanasan global turut menjadi alasannya. Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Tentu kita harus memiliki pola hidup yang ramah lingkungan, bijak dalam menggunakan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Bu Anggraini saat menyampaikan materi

Selasa, 30 Mei 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengadakan Sosialisasi Kebijakan Standar Kinerja Energi Minimun (SKEM) Untuk Lampu LED dan Pameran Produk Lampu LED Dalam Negeri di Grand Inna Hotel, Medan. 

Sebuah kebanggaan tentunya bisa menjadi bagian dari acara penting ini. Pembicara juga diisi oleh pihak-pihak yang berkompetensi dengan bidang ini. Ada empat narasumber yang dihadirkan yaitu,  Anggraeni Ratri Nurwini sebagai Sub-Koordinator Penerapan Teknologi Konservasi Energi Kementrian ESDM, Iswar Lubis sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Rodiansan Sipayung sebagai Wakil Ketua Aprindo Sumatera Utara dan PadianAdi S.Siregar sebagai Ketua Lebaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan.

Sebagai pembuka, acara ini diawali dengan kata sambutan oleh Gigih Udi Atmo yang merupakan Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM sekaligus membuka acara.

SKEM atau Standar Kinergi Energi Minimum menjadi topik utama dalam sosialisasi ini. Apa itu SKEM? SKEM adalah syarat kinerja energi minimum pada kondisi tertentu yang secara efektif untuk membatasi jumlah konsumsi energi maksimum dari sebuah produk pemanfaat energi yang diizinkan. Singkatnya, nilai minimum energi kinerja suatu produk.

Pemberlakuan SKEM mengacu pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi yang diturunkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, standar dan labelling  yang diterapkan dengan teknologi yang efisien energi. Konservasi ini menjadi tanggung jawab pemerintah pusat/daerah, pihak industri dan juga masyarakat. 

Nah, sebagai masyarakat awam, bagaimana kita bisa mengetahui sebuah produk elektronik telah menerapkan aturan SKEM? Sebuah produk wajib memiliki Sertifikat Hemat Energi dengan adanya Label Tanda Hemat Energi pada kemasan produk. Nah ini merupakan bagian dari pengawasan dan pembinaan yang merupakan pelaksanaan SKEM juga.

Diantara produk elektronik yang banyak dipakai dan telah menjadi kebutuhan umum adalah lampu. Lampu LED (Light Emitting  Diode) memang telah menggantikan lampu pijar dan lampu merkuri.  Ternyata juga pemakaian lampu LED sangat dianjurkan, karena lebih hemat energi, tidak mengandung merkuri jadi ramah lingkungan, tidak menghasilkan hawa panas yang berlebihan dan cahaya yang dihasilkan bagus. Nah, lampu LED sendiri merupakan salah satu produk yang wajib menerapkan aturan SKEM, karena dipakai secara terus-menerus dan kebutuhan utama masyarakat dan berbagai instansi.

Kita bisa mengetahui daya sebuah lampu, dari label bintang yang ada di kemasan lampu tersebut. Nilai SKEM pada lampu LED yaitu 80 Lumen/watt. Nah untuk melihat angka detail berdasarkan bintang, bisa dilihat pada tabel dibawah ini.


Selain lampu, SKEM berlaku pada peralatan elektronik seperti AC atau pendingin udara, lemari es/kulkas, kipas angin dan penanak nasi. Semua peralatan elektronik ini harus melewati uji petik agar mendapat pengawasan label termasuk juga kesesuaian Label Tanda Hemat Energi.

Diharapkan dengan penerapan SKEM ini kita bisa mengurangi pemanasan global, lebih ramah lingkungan dan masyarakat bisa pintar dalam memilih peralatan rumah tangga yang hemat energi dan efisien. 


Komentar

  1. Sosialisasi seperti ini harus digaungkan di seluruh indonesia ya mba. Meningkatkan kesadaran kita untuk lebih selektif memilih produk elektonik yang berlebel hemat energi, terutama pemilihan lampu LED.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kk, sangat bermanfaat terutama utk kita masyarakat awam

      Hapus
  2. Dimulai dari penggunaan lampu hemat energi... nanti lanjut ke yang lain

    BalasHapus
  3. Aku sepakat bahwa hal2 sederhana dikehidupan sehari2 bisa menghemat energi

    BalasHapus
  4. Berarti makin sedikit bintang makin hemat ya..? besok2 kalo beli lampu aku coba perhatikan jumlah bintang ky gini

    BalasHapus
  5. Intinya klo lampu, beli yg led aja kk. Watt kecil udh terang banget dan gk panas jg. Agak mahal tp masa pemakaian lebih lama lho

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review My Sweet Mobster

          Awal film ini rilis, jujur aku kurang tertarik karena pemainnya juga kurang familiar. Tertariknya ya karena lihat spoiler singkat di medsos, rupanya drama komedi romantis. Cuss kita ulas dramanya.         Di episode satu kita cukup dibuat lucu dengan aksi kucing-kucingan Go Eun Ha yang di perankan oleh Han Sun Hwa dan Seo Ji Hwan yang diperankan oleh Um Tae Goo, karena mereka saling salah paham dan membenci.  Pertama nonton ngerasa aneh dengan suara aktor utamanya, kok pelan banget. Eh ternyata memang suaranya khas begitu. Setelah searching , itu memang khas dari Um Tae Goo, selain kemampuan aktingnya yang gak diragukan lagi.         Drama ini bercerita tentang seorang konten kreator anak-anak, yg lebih dikenal dengan nona mini, dan kelompok gangster yang udah taubat.  Di awal kita disuguhkan dengan cerita Eun Ha yang banyak mengalami hambatan ...

Vibes dari Blogger Cup, Blogger Medan

        Lazimnya bagi setiap blogger, menulis adalah hal wajib. Tapi sewajib-wajibnya kalau gak berurusan sama job kadang males juga. Hayo, siapa yang samaan?       Biasa bakal ada semangat kalau dikerjain barengan atau ada triggernya. Dan inilah yang Dewi rasakan 2 minggu lalu. Bergabungnya Dewi di komunitas Blogger Medan memang bukan tanpa alasan, ya minimal biar terikut semangat untuk nge-Blog tadi. Dan pas sekali dengan momen hari Blogger Nasional pada tanggal 27 Oktober 2023. Blogger Medan membuat event Blogger Cup.          Awalnya Dewi juga gak ngerti banget gimana mekanisme lombanya, tapi biar ada pemicu untuk nulis dah ikut aja. 😁 Jujur, ini kali pertamanya ikut kompetisi nulis yang sistem duel. Seru sih, ditambah lagi tema menulis yang diumumkan pada jam tertentu plus waktu menulis yang hanya 24 jam. Padahal biasa ngejar DL yang 3 hari bisa cengap-cengap, haha.  Gak cuma Dewi, tapi banyak peserta yang merasa sep...

Mengenal Tentang SLB

Saat penyerahan hadiah 17an          Tulisan ini Dewi dedikasikan untuk pembaca setia blog ini, dalam rangka menunaikan utang. Lho? Di awal Ibal sekolah, Dewi sempat cerita tentang proses Ibal masuk sekolah dan akhirnya memilih SLB ( Sekolah Luar Biasa) Swasta, yaitu YPAC. Sempat janji ya, kalau viewers nya banyak akan dilanjut ceritanya. Dan inilah dia.         Jika dibilang ini review sekolah, gak juga ya. Jujurly, Dewi belum berani compare ke SLB lain, karena memang belum melihat lebih ke dalam. Dan gak sembarang juga bisa masuk SLB kecuali kita orang tua murid, atau memang ada kepentingan khusus. Ini hanya lebih ke gambaran umum saja.       Belakangan ini, sempat marak diberitakan tentang rumitnya belajar anak SD. Banyak video di medsos tentang simulasi penjumlahan ratusan yang begitu rumit, berkat kurikulum merdeka yang digunakan sekarang. Nah, di sekolah Ibal, juga pakai kurikulum merdeka hanya saja untuk SLB beda dengan ...