Yuk Kenalkan Puasa pada Si Kecil.

 

Sumber foto : Ners.unair.ac.id

     "Kalau sudah sering muncul iklan sirup ...., berarti sudah mendekati bulan puasa." Pernah dengar ungkapan ini gak? Tapi memang betul sih, tidak terasa Ramadhan sebentar lagi hadir. Tidak sampai dua pekan lagi kita akan menyambut bulan suci penuh berkah yang amat dinanti. Banyak hal yang dapat dipersiapkan dalam menyambut bulan spesial ini ya. Mulai dari finansial, persiapan batin, membersihkan rumah juga keluarga.

     Nah, untuk persiapan keluarga, yang perlu diperhatikan dari awal adalah anak-anak. Mulai dari membangun semangat di bulan Ramadhan, seperti pengenalan sahur, bagaimana ibadah puasa itu sendiri hingga berbagai ibadah yang dikerjakan. Konon pembiasaan ini tidaklah sulit jika memang keluarga support full.

Apa saja pengenalan puasa pada si kecil? Yuuk simak langkahnya.

1. Waktu Pelaksanaan.

      Membangun vibes ramadhan pada Anak tentu tidak lewat sounding sekali dua kali. Sama seperti kita yang dewasa juga sih. Misal untuk tahun ini kita sudah tau kalau ramadhan ada di bulan Maret, maka di Januari atau Februari kita sudah "woro-woro" kan ke anak. Misal, "Dek, bulan Maret nanti kita puasa lho, nanti adek ikut tarawih ya" , "udah mau puasa lho bulan tiga ini, nanti abang belajar puasa ya, ada hadiah lho kalau puasanya bagus," dll.  Saat Ramadhan tiba, anak sudah excited menyambut nya. 

2. Apa saja yang dilakukan saat Ramadhan

     Ini juga baik jika di sounding dari awal, jadi saat pelaksanaan, anak tidak susah membujuknya. Misal untuk sholat tarawih, ikutan sahur, dll. Untuk anak yang belum bisa ikut berpuasa, bisa kita libatkan dalam berbagai ibadah lainnya. Seperti sahur jika bangun cepat, buka puasa bersama dan tarawih.

Sumber Foto : detik.com

3. Pembiasaan puasa

    Ini tentu dilakukan saat ramadhan. Awalnya pasti akan terasa berat, karena ada rasa kasihan, tidak tega, dll. Tapi jika tidak ada pembiasaan, maka hingga umur cukup, anak tidak akan sanggup. Mulai dari yg ringan dulu, seperti ikutan sahur. Ini luar biasa memang ya untuk ibu-ibu, dimana kita harus menyiapkan sahur sesegera mungkin, membangunkan anak bukan hal yang mudah, tapi diniatkan ya bu ibu, ini masa mereka belajar. Akan lebih baik jika Ayah, atau anggota keluarga yang lain membantu, atau bisa diakali dengan bangun lebih cepat atau juga mempersiapkan untuk masak sahur di malam hari.

Setelah membiasakan sahur, bisa kita berlakukan jam puasa, misal sampai jam 8 pagi dulu. Tidak boleh makan dan minum. Perlahan saja, jika anak ada perkembangan, bisa dinaikkan pelan-pelan jam berbukanya. Sedikit sharing, Iqbal mulai belajar puasa di umur 4 tahun. Alhamdulillah ini sudah tahun ketiga kalau tidak salah puasanya full. Jadi perhatikan umur anak, lalu kesehatan. Jika sakit jangan dipaksakan hanya karena mengejar hadiah. 

4. Ikut melakukan ibadah selain puasa dan mengenalkan esensi puasa

Selain ikut berpuasa, ingatkan anak juga agar menunaikan sholat, hadir ke kegiatan ramadhan seperti pesantren kilat, tadarus, sedekah, tarawih. Tidak hanya itu, pengenalan esensi bahwa puasa tidak hanya menahan haus dan lapar tetapi juga menahan diri agar tidak gampang emosi, berkata yang baik-baik, melakulan hal-hal positif agar bernilai ibadah dan juga kepekaan sosial. Saat menahan lapar dan haus, mereka akan paham kalau di luar sana banyak orang yang kurang beruntung sehingga sulit mendapat makan dan minum. 

Sumber foto: Tribunjabar.id

5. Mendisiplinkan waktu

Yang uniknya saat Ramadhan, banyak sekali ibadah yg kita kerjakan secara konsisten selama kurang lebih 30 hari, mulai dari bangun tidur, hingga mau tidur. Dan semua akan mudah dikerjakan, saat kita luruskan niat dan manajemen waktu yang baik. 

Begitu pula pada anak, jika ingin gampang dibangunkan saat sahur maka jam tidurnya harus cepat, selambat-lambatnya jam 9 atau sepulang tarawih. Pun agar anak tidak mengantuk saat tarawih, maka siang dibiasakan untuk tidur. 

Memilih menu makanan saat sahur dan berbuka juga berpengaruh pada stamina di bulan ramadhan. Memang diakui kadang suka khilaf ya, istilahnya laper mata, sekali-sekali rasanya wajar. Asal jangan setiap hari, selain gak bagus untuk kesehatan, gak baik juga untuk kesehatan dompet, hehe. 

Oh ya, kunci dari keberhasilan ini adalah contoh yang konkret pada anak. Misal nih selama ramadhan kita mau ajarkan rutin sholat pada anak, ya kita harus kerjakan sholat sesuai waktunya. Mau ngajarin anak mengaji, ya kita juga baca Quran di rumah, begitu juga lainnya. Jadi ada role mode yang bisa diikuti anak, gak cuma kita aja yang capek mengingatkan. 

Itu dia sedikit pengalaman Dewi dalam mengenalkan Iqbal pada puasa. Semoga sukses aplikasinya, dan semangat ya buun. Marhaban ya Ramadhan, mohon dimaafkan jika ada salah dan khilaf ya. Selamat berpuasa 😊