Bulan Ramadhan sudah berlalu dua pekan lebih, gak terasa kok cepat sekali ya. Gimana ibadah kawan-kawan semua, lancar, masih semangat? Kali ini Dewi mau bahas amalan khas Ramadhan. Apa itu? Yup Tarawih.
Tarawih jadi sholat malam yang terasa istimewa karena dilakukan hanya saat Ramadhan, meski hukumnya sunnah yang dianjurkan. Dan tentunya mendulang banyak pahala sekaligus berkah.
Tarawih sendiri berasal dari kata tarwihah yang berarti istirahat. Yang biasa dilakulan 11 atau 23 rakaat, tinggal dipilih saja sesuai pemahaman mana yg lebih afdol dan kesanggupan dalam melaksanakannya. Mau pilih 1 atau 23 keduanya benar kok.
Tarawih serasa lebih seru dan bersemangat saat dikerjakan berjamaah. Tapi boleh juga dilakukan sendiri jika memang kondisi tidak memungkinkan. Contoh seorang ibu yang memiliki bayi atau anak kecil yang masih harus dalam pengawasan sehingga akan kurang kondusif jika ke masjid. Malah ibu tersebut lebih dianjurkan untuk sholat di rumah saja. Contohnya lagi orang yang saat malam bekerja di luar atau masih dalam perjalanan sehingga tidak memungkinkan berjamaah di mesjid. Sah-sah saja jika dilakukan di rumah.
Alasan kenapa kita Shalat Tarawih
Ini terdengar pertanyaan remeh dan konyol karena kita semua paham banyak sekali keutamaan dari shalat tarawih. Tapi ada hal menarik yang ingin Dewi gali, yang berawal dari diri sendiri.
Shalat tarawih dikerjakan setelah Isya dengan jumlah rakaat yang tidak sedikit. Jika dipikir-pikir kok bisa ya kita setertib, dan konsisten itu mengerjakannya dalam 30 hari. Oke la tidak full 30 hari, untuk wanita karena ada siklus haid, mungkin pas ada moment bukber atau badan terasa lelah jadi hanya sanggup mengerjakan sholat isya saja.
Tetapi jika dipikir-pikir ini sesuatu yang wah. Atau hanya Dewi yang lebai ya 😁. Seperti yang sudah kita urai diatas tarawih artinya istirahat. Karena pelaksanaannya dilakukan dalam waktu yang lama, jadi ada masa istirahat setiap 4 rakaat sekali, yang biasanya diisi dengan zikir singkat dan doa. Lalu berdiri kembali untuk melanjutkan rakaat lainnya. Dihitung-hitung durasi kita tarawih di Mesjid sekitar 1 hingga 1,5 jam. Tergantung dari mesjidnya sendiri, karena ada yang ceramah dalam waktu singkat ada yang agak lama hingga 30 menit.
Memang diakui setelah melakukan shalat tarawih badan terasa bugar seperti habis olahraga, padahal santai dalam mengerjakannnya. Dan ada rasa puas di hati, padahal saat tarawih kita harus menahan rasa kantuk yang luar biasa.
Ada juga sebagian orang yang menyiasatinya dengan tidak makan berat sebelum berangkat ke mesjid, sepulang tarawih barulah makan dengan menu berat seperti nasi. Boleh juga sih, asal kondusif perutnya. Ikhtiar masing-masing mengakali agar tidak mengantuk saat tarawih.
Nah, yang ingin Dewi gali apa alasan kita kok bisa ya dengan konsistennya sholat tarawih, selain karena ganjaran pahala? Untuk mendapatkan beberapa jawaban, Dewi sengaja riset ke beberapa teman alasan mereka tarawih.
Pertama, karena moment. Menurut mereka, tarawih itu adanya hanya saat ramadhan, jadi sayang sekali kalau dilewatkan. Gak akan ada di bulan-bulan lainnya. Ya kalau tidak di Mesjid, rumah pun masih memungkinkan.
Kedua, punya waktu lebih lama untuk bersujud, meminta. Ini jawaban paling nyess rasanya. Ya Allah, selama ini kita ngerjain sholat banyak-banyak untuk apa? Sekedar ritual aja, gerakan fisik aja? Ada yang lebih esensi lho dari itu. Sholat sejatinya adalah waktu kita ketemu sama Allah. Ngobrol sama Allah, meminta. Namun sayangnya kita sering lalai pada esensi ini. Hmmm
Ketiga, sebagai challenge. Wah ini juga jawabannya beda sendiri. Saat ramadhan, biasa kita menantanh diri untuk mengejar target tadarus ya. Bisa sholat di tarawih teratur tanpa bolong, itu juga sebuah prestasi lho, betul kan?
Keempat, karena sudah menjadi kebiasaan dan ingin konsisten. Ini kayaknya memang untuk mereka yang benar-benar sudah membiasakan diri teratur dalam beribadah. Memang sudah diplanning kan betul akan konsisten tarawihnya. Salut plus cemburu pada mereka. Kita bisa juga gak? Bisa dong, Insya Allah.
Kelima, yaitu silaturahim. Saat tarawih di mesjid atau musola, maka akan bertemu dengan jamaah lain yang wajahnya gak asing. Karena sering bertemu saat sholat atau rupanya tetangga sendiri. Nah, tarawih ini jadi moment kita untuk menjalin silaturahim yang mungkin karena sibuk belum sempat terjalin. Nah, jadi makin seru ya. Asal jangan nge ghibah waktu ustad ceramah, hihihi.
Itu dia lima alasan yang Dewi rangkum dari jawaban kawan-kawan. Kira-kira kalian punya alasan lain?
Yuuk kencengin lagi ibadah kita. Gak lebih dari 10 hari lagi ramadhan bakal pergi, jangan lewatkan moment berharga ini, karena belum tentu masih ada umur menjumpai Ramadhan di tahun berikutnya. Dan ini juga masa menjemput malam lailatul qadar, jangan sampe kendor guys. Yuuk, gaskeun ibadahnya.
Komentar
Posting Komentar